Breaking News

Festival Kampung Cempluk: Menjaga Tradisi dan Budaya

Sambangdesa.com / Malang - Sorotan publik kembali mengarah ke Desa Kalisongo, Malang, saat Kampung Cempluk Festival (KCF) ke-15 resmi dibuka, Senin (6/10/2025). Diselenggarakan di Dusun Sumberjo hingga 11 Oktober mendatang, festival yang mengusung tema “Gandeng Roso, Tandur Budoyo” ini menggugah semangat kebersamaan dan pelestarian tradisi lokal di tengah laju modernisasi.

Acara pembukaan berlangsung meriah, dihadiri oleh sejumlah pejabat, tokoh masyarakat, dan perwakilan instansi pemerintah. Hadir pula Wakil Bupati Malang, Hj. Lathifah Shohib, pejabat kementerian, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Malang, Tim Pendamping Profesional (TPP) Kecamatan Dau, serta organisasi kepemudaan dan masyarakat setempat. Pawai budaya, pengibaran bendera merah putih sepanjang 100 meter, dan pertunjukan seni oleh warga Kalisongo menjadi pembuka yang penuh energi.

Ketua Panitia KCF ke-15, Ferry Hartanto, menegaskan bahwa tema tahun ini merefleksikan tekad warga Kampung Cempluk untuk menjaga kesinambungan budaya dan lingkungan.

“Kami ingin menanamkan nilai budaya dan cinta lingkungan sebagai warisan untuk generasi mendatang,” ujarnya.

Kepala Desa Kalisongo, Siswanto, menambahkan bahwa festival ini berangkat dari inisiatif para pemuda desa, yang kini menjadi motor penggerak pelestarian budaya dan lingkungan. “Tema ini benar-benar mencerminkan niat kami untuk menjaga warisan budaya dan alam,” katanya.

KCF ke-15 berlangsung dari tanggal 6 hingga 11 Oktober 2025 di Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Setiap hari, rangkaian acara menghadirkan kekayaan seni serta tradisi lokal yang dapat dinikmati pengunjung dari dalam maupun luar daerah.

Di balik kemeriahan festival, terdapat misi besar melestarikan tradisi dan menguatkan identitas desa. Wakil Bupati Malang, Hj. Lathifah Shohib, mengapresiasi penyelenggaraan KCF yang telah mencapai tahun ke-15. Ia menyebut festival ini sebagai contoh nyata bahwa pelestarian budaya dapat sejalan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Festival ini mampu mengangkat perekonomian lokal bahkan hingga tingkat daerah,” jelasnya.

Aziz, Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Dau, menilai KCF sebagai identitas lokal yang kuat. Menurutnya, partisipasi masyarakat tidak hanya memberi dampak positif bagi desa sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam upaya pelestarian dan penguatan identitas.

Festival ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga ruang pelestarian berbagai kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun di Desa Kalisongo.

Ada beberapa kesenian yambil bagian dalam festival tersebut. Ada Singo Budoyo, Kesenian tradisional serupa jaranan, namun menggunakan barong berbentuk singa, tetap eksis berkat dedikasi para pelaku seni desa. Kemudian ada, Sanggar Angklung Kirana. Sanggar ini dikelola kelompok ibu-ibu Kampung Cempluk, sanggar ini rutin berlatih dan tampil dalam berbagai kesempatan, melestarikan musik tradisional angklung.

Kegiatan lainnya berupa Bersih Dusun dan Ritual Manusia Sima. Upacara bersih dusun diawali ritual ‘manusia sima’ yang penuh makna spiritual, dilakukan tanpa suara maupun alas kaki—sebuah tradisi yang tetap lestari meski zaman berubah.

Selain itu juga ditampilkan Dawai Cempluk. Instrumen berbahan limbah kayu dan paralon ini menjadi simbol inovasi warga, memanfaatkan sumber daya lokal dengan kreativitas tinggi.

Budaya gotong royong dan keguyuban menjadi fondasi utama yang memperkuat solidaritas di antara warga desa. Selain menjaga tradisi, KCF ke-15 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Festival ini membuka peluang bagi pelaku UMKM, pengrajin, dan pelaku seni untuk memperkenalkan karya mereka kepada publik yang lebih luas. Lebih dari itu, festival ini memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan identitas warga Desa Kalisongo.

Kampung Cempluk Festival ke-15 bukan sekadar agenda tahunan, melainkan refleksi nyata dari usaha kolektif menjaga warisan leluhur sekaligus membangun masa depan desa. Dengan kolaborasi lintas generasi, KCF menjadi teladan dalam pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal.

Masyarakat, khususnya generasi muda, diajak untuk terus menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya dan lingkungan. Apakah tradisi di daerah Anda juga memiliki kisah serupa? Bagikan pengalaman atau inspirasi Anda agar semangat pelestarian budaya semakin meluas.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close