Sambangdresa.com / Kulon Progo - Suasana meriah terpancar di halaman Balai Desa Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ratusan anak sekolah dasar dan remaja berebut gunungan apem dengan penuh semangat.
Meskipun mayoritas diisi oleh para bocah laki-laki, antusiasme remaja putri juga tak kalah kuat. Mereka berdesakan, gigih memungut kue-kue tersebut dengan semangat yang tinggi.
"Begini saja, Dimakan saja," ujar Agus, seorang bocah berbaju lurik dan berjarit, sambil menunjukkan blangkon yang telah dipenuhi kue apem. Setelah itu, ia memberi jalan kepada bocah lain untuk berebut sisa apem hingga gunungan kue itu habis, yang tadinya tersusun seperti tumpeng.
Acara Nyadran Agung Kaliagung diselenggarakan oleh Pemerintah Kelurahan Kaliagung dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Acara ini diadakan pada bulan Sya'ban menurut penanggalan Islam, yang juga bertepatan dengan bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa.
Warga berpakaian adat Jawa dari berbagai kampung di 12 dusun datang ke acara nyadran sambil membawa panganan untuk perjamuan bersama di sana.
Sesepuh desa memberikan doa sebagai puncak acara sebelum perjamuan makan dan ngalap berkah, di mana warga memperebutkan gunungan apem. Usai doa, warga menyantap makanan yang mereka bawa dari jodang (wadah hantaran) kayu jati, yang berisi makanan tradisional rakyat.
"Lurah Kaliagung, Sugeng Nugroho menjelaskan, nyadran adalah tradisi yang sudah lama terjaga di masyarakat Jawa. Antusiasme warga terlihat dari partisipasi yang tinggi dalam acara tersebut.
Pemerintah desa memberikan bantuan berupa anggaran sebesar Rp 300.000 untuk setiap dusun yang ikut serta dalam acara nyadran. Meskipun jumlahnya kecil, namun warga dari pedukuhan mampu menyajikan makanan senilai jutaan Rupiah dalam acara tersebut.
"Kaliagung merupakan kalurahan budaya, seharusnya ada dukungan dana yang lebih besar, tapi belum ada. Kami mengalokasikan dana melalui APB Kalurahan dan mendapat dukungan gotong royong dari masyarakat," kata Sugeng.
Acara nyadran, meskipun sederhana, tetap meriah dan terasa sangat berarti bagi masyarakat. Antusiasme warga dalam menjalankan tradisi ini menunjukkan tingginya semangat gotong royong di Kaliagung, tutur Sugeng.
Social Footer