Silvia Verdiana, petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana BPBD Probolinggo, mengatakan, "Kami menerima permohonan bantuan distribusi air bersih dan tandon dari beberapa desa." Hal ini dilaporkan oleh Antara pada hari Sabtu (24/6/2023).
Silvia Verdiana juga menjelaskan, "BPBD telah mendistribusikan bantuan berupa satu unit tandon dengan kapasitas 1.200 liter dan dua lembar terpal ke Pemerintah Desa Bulujaran Kidul di Kecamatan Tegalsiwalan."
Selanjutnya, dilakukan pendistribusian air bersih sebanyak 6.000 liter di Dusun Kemirian RT.07 RW.01 Desa Bulujaran Kidul yang akan digunakan oleh sekitar 48 kepala keluarga (KK) atau sekitar 144 orang yang terdampak krisis air bersih.
Silvia Verdiana menyampaikan, "Berdasarkan informasi dari BMKG, saat ini beberapa daerah di Kabupaten Probolinggo telah memasuki musim kemarau. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap kekeringan dan krisis air bersih."
BPBD mengimbau masyarakat segera melaporkan situasi berpotensi krisis air bersih kepada pemerintah setempat, baik itu di tingkat desa maupun kecamatan. Hal ini akan memudahkan pemerintah setempat untuk mengirim surat permohonan bantuan kepada BPBD Probolinggo.
"Tingkatkan kesadaran dalam menggunakan air secara efisien. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan sekitar agar sumber mata air tetap terjaga dengan baik," tambahnya.
Berdasarkan data BPBD Probolinggo, beberapa kecamatan yang rentan terhadap risiko kekeringan antara lain Kecamatan Bantaran, Besuk, Gading, Kotaanyar, Kraksaan, Krucil, dan Sukapura.
Silvia Verdiana menyatakan, "Wilayah yang berisiko mengalami kekeringan sedang terdapat di Kecamatan Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Sukapura, Sumber, Tiris, Tongas, dan Wonomerto."
Ribuan Orang Terdampak Kekeringan
Wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menghadapi dampak kemarau yang menyebabkan krisis air bagi 1.156 keluarga atau sekitar 3.765 jiwa dari enam desa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan cepat bertindak untuk menyalurkan bantuan air bersih guna mengatasi masalah tersebut.
Menurut Silvia Verdiana, petugas Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Probolinggo, desa-desa yang terkena krisis air bersih meliputi Desa Gunung Bekel, Tegalsono, Malasan Wetan, Bulujaran Kidul, Bulujaran Lor di Kecamatan Tegalsiwalan, serta Desa Sumberkare di Kecamatan Wonomerto.
BPBD Probolinggo telah menyediakan bantuan air bersih sebanyak 13 tandon dan 37 jerigen, dengan total distribusi mencapai sekitar 53.000 liter air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan hingga akhir Juni 2023.
Distribusi bantuan air bersih ini dilakukan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh pemerintah desa dan kecamatan, serta melalui hasil asesmen dari Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana. Berdasarkan pemetaan risiko bencana, terdapat 34 desa di 13 wilayah kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang berpotensi mengalami kekeringan.
Silvia juga mengungkapkan bahwa krisis air bersih di sejumlah desa tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan curah hujan dan berkurangnya sumber air. Ia mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah mitigasi selama musim kemarau, seperti memanfaatkan sumber daya air dengan lebih efektif dan efisien.
BPBD Kabupaten Probolinggo terus melakukan upaya penyaluran bantuan logistik di wilayah yang terdampak kemarau. Selain tandon air, BPBD juga telah menyiapkan sekitar 400 jerigen, di mana 100 jerigen sudah berhasil didistribusikan. Saat ini, masih tersisa 300 jerigen yang akan didistribusikan ke wilayah yang mengalami krisis air. Jerigen-jerigen ini dapat digunakan oleh warga untuk menyimpan air bersih di rumah sebagai persediaan.
Zubaidullah, Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Probolinggo, menyatakan bahwa stok jerigen terus dievaluasi dan mungkin akan ditambah sesuai kebutuhan.
Social Footer