Sambangdesa.com / Kabupaten Bima - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, melalui Deputi Bidang Pelayanan Publik yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Sekretariat Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP), mengumumkan Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023 melalui surat nomor B 308/PP.00.05/2023.
Salah satu nominasi yang berhasil masuk adalah Inovasi Desa Unggul (Pertanian Sensitif Gizi) Kabupaten Bima. Keputusan ini diambil setelah Tim Panel Independen (TPI) melakukan sidang pleno untuk menentukan finalis Top Inovasi berdasarkan nominasi pada tanggal 15 Juni 2023.
Terdapat total 99 inovasi yang lolos seleksi, terdiri dari 9 inovasi dari Kementerian, 7 inovasi dari lembaga, dan 1 inovasi dari BUMN. Selain itu, terdapat 8 inovasi provinsi, 53 inovasi kabupaten, dan 21 inovasi kota dalam kelompok umum yang akan melanjutkan ke tahap berikutnya.
Keberhasilan para finalis ini merupakan hasil penilaian Tim evaluasi terhadap 2.135 proposal inovasi yang telah lolos seleksi administrasi sebelumnya. Dari penilaian tersebut, terpilih 228 proposal nominasi finalis yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 198 proposal dalam kelompok umum dan 30 proposal dalam kelompok khusus.
Safriatna Ach, S.PT, MM, inovator dari Desa Unggul dan juga Kabid Pemerintahan Desa di DPMD Kabupaten Bima, menjelaskan perjalanan inovasi ini yang berhasil mencapai posisi TOP 99. Inovasi Desa Unggul (Pertanian Responsif Gizi) bertujuan untuk mengembangkan keunggulan masing-masing desa sesuai dengan karakteristik wilayahnya.
"Ini tidaklah sulit untuk menjadi Desa Unggul, yang penting adalah bagaimana memanfaatkan potensi yang ada untuk menjadi lebih baik. Inovasi ini merupakan contoh bagaimana konsep Desa Unggul yang akan dikembangkan oleh Pemda Bima," kata Safriatna.
Salah satu contoh yang diambil adalah pengelolaan pertanian yang ramah lingkungan dengan pola sistem sederhana, penggunaan pertanian dengan irigasi tetes yang hemat air, dan pemanfaatan energi melalui solar cell untuk mengangkat air dari sumber. Petani juga menanam jenis tanaman yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat, sehingga berdampak pada penyelesaian masalah stunting yang ada di desa.
Safriatna berharap bahwa dengan munculnya desa-desa unggul, akan berdampak pada pengembangan BUMDES, peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD), dan penurunan tingkat kemiskinan.
Selain Inovasi Desa Unggul, ada juga tiga inovasi lainnya dari Kabupaten Bima yang masuk sebagai nominasi Top 99, yaitu Gemar Literasi (Bappeda_Dikbudpora), Soba Asi (Dikbupora), dan JangkarMas (PKM Langgudu Timur). Semoga Inovasi Desa Unggul dan inovasi lainnya berhasil mencapai peringkat Top Terpuji 45.
Social Footer