Sambangdesa.com / Surabaya — Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menggelar Workshop Nasional Evaluasi Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di Vasa Hotel, Surabaya, Minggu malam. Acara ini menjadi momen refleksi sekaligus konsolidasi strategi dalam mempercepat kemandirian ekonomi desa di seluruh Indonesia, khususnya di kawasan Timur.
Program TEKAD merupakan hasil kerja sama Kemendes PDT dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD), lembaga donor internasional. Program ini menyasar 1.110 desa di sembilan provinsi Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, serta berbagai wilayah di Papua dan sekitarnya.
Menteri Desa Yandri Susanto membuka workshop tersebut dan menyatakan harapannya agar TEKAD dapat memberi dampak lebih luas dan nyata di desa-desa sasaran. "Kami fokus pada pembinaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan rumah inovasi teknologi desa, dengan target peningkatan ekonomi baik pada skala rumah tangga maupun perusahaan desa," ujar Yandri.
Salah satu contoh sukses program ini adalah pembinaan kopi Bajawa di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Dari target ekspor awal lima ton, kini kopi tersebut telah mencapai ekspor perdana sebanyak sepuluh ton. Produk lain dari desa-desa TEKAD juga mulai dipasarkan ke provinsi lain dan bahkan menembus pasar ekspor.
Yandri menegaskan pentingnya pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan agar desa-desa di Indonesia Timur mampu mengejar ketertinggalan ekonomi. “Kita ingin rapatkan kesenjangan, jangan sampai desa-desa kosong karena arus urbanisasi,” tambahnya.
Kemendes PDT juga mengusung program desa tematik untuk memperkuat ketahanan pangan, seperti desa ikan nila, desa ayam bertelur, dan pertanian jagung. “Kami tidak menyeragamkan produk, tetapi mengawal potensi unggulan desa agar bisa diperkuat dan diekspor,” jelas Yandri.
Pendampingan berupa pelatihan dan literasi diberikan kepada petani dan pelaku usaha desa. Misalnya, petani coklat dari wilayah sasaran dibawa ke Bali untuk belajar dari perkebunan coklat yang sudah maju.
Sebelumnya, pada 15-16 Desember 2025, tim Kemendes PDT dipimpin Prof. Dr. Zainuddin Maliki menggelar Focus Group Discussion (FGD) serta kunjungan lapangan di tiga desa di Kabupaten Tuban untuk memperkuat program ketahanan pangan desa. FGD di Desa Rayung, Desa Bulu Meduro, dan kunjungan ke Desa Banyuurip fokus pada pengembangan pertanian, peternakan ayam, dan perikanan laut.
Prof. Zainuddin, Tim Leader Program TEKAD sekaligus Sekretaris Strategic Policy Unit (SPU), menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya memperkuat ekonomi desa melalui pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sektor produktif.
Program TEKAD menjadi tonggak penting dalam transformasi ekonomi desa di Indonesia Timur. Melalui kolaborasi dengan IFAD, pendampingan intensif, dan pengembangan desa tematik, Kemendes PDT mengupayakan agar desa-desa mampu mandiri, berdaya saing, dan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Social Footer