Breaking News

Kemendes PDT Luncurkan 12 Aksi Prioritas Pembangunan Desa Guna Dukung Asta Cita Presiden

Sambangdesa.com / LamonganMenteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menghadiri Saba Desa dan pelantikan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Merah Putih Provinsi Jawa Timur di Pendopo Lokatantra, Kabupaten Lamongan, Senin (22/12/2025).

Dalam kesempatan ini, Mendes Yandri menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yakni membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Untuk mendukung visi tersebut, Kemendes PDT meluncurkan 12 aksi prioritas sebagai pedoman pembangunan desa. Aksi ini mencakup pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), desa tematik, swasembada pangan, energi, air, desa ekspor, desa wisata, desa bebas narkoba, serta pengembangan peran pemuda dan pemudi sebagai pelopor desa.

Mendes Yandri menyoroti pentingnya mencegah arus urbanisasi besar-besaran yang saat ini terjadi di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Ia mengingatkan bahwa jika desa-desa di Jawa Timur kosong akibat perpindahan penduduk ke kota-kota besar, hal tersebut akan membawa konsekuensi serius bagi pembangunan nasional.

“Kami mengajak anak muda untuk kembali ke desa dengan cara dan gaya baru. Desa bukan hanya tempat tinggal, tapi harus dimuliakan sebagai pusat perkembangan dan kesejahteraan,” ujar Yandri, mantan Wakil Ketua MPR RI.

Dalam acara tersebut, Mendes Yandri juga memimpin deklarasi desa bersih narkoba (Bersinar), menegaskan perang melawan narkoba di wilayah desa. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Utama BNN Tantan Sulistyana, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Lamongan.

Mendampingi Mendes Yandri hadir Wamendes PDT Ariza Patria, Dirjen PEID Kemendes PDT Tabrani, Kepala BPSDM Agustomi Masik, dan Staf Khusus Menteri Muhammad Afif Zamroni.

Lamongan mendapat apresiasi khusus atas konsistensi dalam pemberdayaan dan kemandirian desa. Dengan 462 desa dan 12 kelurahan, Lamongan menjadi wilayah dengan jumlah desa terbanyak di Jawa Timur, sehingga kebijakan dan inovasi yang dilakukan berdampak signifikan pada pembangunan pedesaan di tingkat provinsi dan nasional.

Data 2025 menunjukkan 185 desa di Lamongan berstatus maju dan 277 desa mandiri, menandakan peningkatan kapasitas ekonomi, tata kelola, dan ketahanan sosial masyarakat desa.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, atau dikenal Pak Yes, menekankan penguatan lembaga ekonomi desa sebagai fokus utama, khususnya pengembangan Koperasi Desa Merah Putih.

“Saat ini terdapat 103 KDMP aktif di Lamongan. Sebanyak 13 sudah bekerja sama dengan SPPG, dan 39 unit lainnya masih dalam pembangunan. Total omzet KDMP mencapai lebih dari Rp455 juta,” jelas Pak Yes.

KDMP bergerak di sektor perdagangan kebutuhan pokok, pertanian, perikanan, kelautan, pengelolaan sampah, serta layanan simpan pinjam dan kemitraan strategis guna mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal.

Selain itu, Lamongan memiliki 18 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berstatus maju dan 22 yang berkembang. Salah satu yang menjadi sorotan adalah BUMDes Plosowahyu yang bergerak di bidang peternakan kambing perah dan budidaya ikan lele.

Menteri Yandri menegaskan bahwa pemberdayaan desa merupakan instrumen utama dalam menekan angka kemiskinan. “Melalui penguatan KDMP dan BUMDes, pertumbuhan ekonomi desa dapat dipercepat sehingga pengentasan kemiskinan lebih efektif,” ujarnya.

Acara ini juga dihadiri Wakil Menteri Desa Ahmad Riza, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Ketua Umum Apdesi Merah Putih Anwar Sadat, serta pejabat pusat dan daerah lainnya. Sinergi lintas tingkat pemerintahan ini diharapkan mempercepat terwujudnya desa mandiri dan berdaya saing di Lamongan.

Kunjungan Mendes PDT ke Lamongan menegaskan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam pembangunan desa. Dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan pusat, desa-desa di Lamongan dipersiapkan sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. Model pemberdayaan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mendorong kemajuan desa dan mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close