Acara yang didukung penuh oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur ini diikuti sekitar 300 peserta. Mereka berasal dari unsur pemerintah daerah, perangkat desa, Bhabinkantibmas, kelompok nelayan, pelajar, masyarakat pesisir, serta organisasi lingkungan. Bersama-sama, mereka membersihkan garis pantai dari berbagai limbah seperti sampah plastik, botol bekas, dan jaring rusak yang mengotori pesisir Desa Kersik.
Gerakan ini berlangsung di Pantai Biru Kersik, sebuah kawasan pesisir yang menjadi kebanggaan warga desa, pada akhir Oktober lalu. Pemilihan lokasi ini strategis sebagai pusat aktivitas ekonomi dan wisata desa, sekaligus area yang rawan terpapar limbah dari aktivitas manusia.
Kepala Desa Kersik, Jumadi, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta. Ia menekankan bahwa menjaga kebersihan pantai bukan hanya soal estetika, tetapi juga kunci keberlanjutan sumber daya laut yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir. “Pantai yang bersih berarti ekosistem laut yang sehat, yang pada akhirnya mendukung mata pencaharian warga kami,” ujar Jumadi, Minggu (2/11/2025).
Selain aksi bersih-bersih, peserta juga mengikuti penyuluhan singkat tentang pemilahan dan pengelolaan sampah. Sampah yang terkumpul dipilah secara cermat sebelum dibawa ke Bank Sampah setempat untuk pengelolaan lebih lanjut, menjadikan kegiatan ini juga sebagai edukasi lingkungan. Program ini merupakan bagian dari inisiatif rutin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan pesisir. Melalui gerakan ini, diharapkan tumbuh semangat gotong royong dan kesadaran kolektif masyarakat Desa Kersik dalam melestarikan lingkungan mereka.
Gerakan Bersih Pantai di Desa Kersik menghadirkan contoh nyata bagaimana partisipasi aktif masyarakat, didukung pemerintah dan lembaga lingkungan, dapat menjaga kelestarian ekosistem pesisir. Kegiatan ini tidak hanya memperbaiki kondisi fisik pantai, tapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya gotong royong di Kersik.
Social Footer