Breaking News

Desa Prangat Selatan Menuju Mandiri Lewat PAM dan Wisata

Sambangdesa.com / Kutai Kartanegara – Di Desa Prangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kukar, sebuah kisah sukses pengelolaan Perusahaan Air Minum (PAM) melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi inspirasi nyata bagi pengembangan ekonomi lokal. Sejak dikelola mandiri pada 2018, PAM Desa ini telah berkembang pesat dan menjadi sumber utama Pendapatan Asli Desa (PADes), dengan capaian mencapai Rp106 juta.

BUMDes Prangat Selatan berhasil mengelola layanan air bersih secara berkelanjutan dan profesional. Dengan hampir 500 pelanggan aktif, jaringan pipanisasi PAM telah menjangkau hampir seluruh warga di 16 RT. Kepala Desa, Sarkono, menjelaskan bahwa meskipun satu RT masih belum terlayani karena kendala teknis, pihaknya berkomitmen memperluas cakupan layanan.

“Pengelolaan PAM ini kami mulai dengan jumlah pelanggan yang terbatas. Kini, berkat kerja keras dan strategi perluasan jaringan, layanan air bersih menjadi kebutuhan pokok sekaligus sumber pendapatan signifikan untuk desa,” ujar Sarkono.

Kerja sama dengan perusahaan sekitar, termasuk PT Pertamina International Shipping (PIS) Indonesia, turut memperkuat kapasitas layanan dan pendanaan. PADes dari PAM digunakan untuk berbagai kegiatan desa seperti bantuan RT, kegiatan sosial, dan operasional yang tidak tercakup dalam anggaran pemerintah.

BUMDes mengelola PAM dengan sistem sambungan pipanisasi yang terus bertambah setiap tahun, menyesuaikan kebutuhan teknis dan pelanggan. Pengelolaan yang transparan dan partisipatif menjaga kepercayaan masyarakat sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

Keberhasilan ini membuktikan bahwa desa mampu mandiri secara ekonomi melalui pengelolaan aset lokal, sekaligus menjadi contoh bagi desa lain di Kukar.

Selain PAM, Desa Prangat Selatan juga berhasil mengubah embung seluas dua hektare di jalan poros menjadi destinasi wisata menarik bernama Embung Dumati. Dahulu wilayah ini rawa yang digunakan untuk bertani saat kemarau, kini berubah menjadi tempat rekreasi dan edukasi.

Kepala Desa Sarkono menjelaskan, pembangunan embung didukung dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Pertamina Hulu Sangasanga (PHSS) dan PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ), dengan investasi sekitar Rp400 juta dalam dua tahun terakhir.

“Dana tersebut telah kami gunakan untuk memperkuat pembangunan fasilitas embung, dan ke depannya dialokasikan untuk perawatan,” kata Sarkono.

Rencana pembangunan fasilitas tambahan seperti toilet, gazebo, dan taman akan dilaksanakan pada 2024. Embung Dumati juga dirancang sebagai tempat edukasi bagi sekolah yang melakukan study tour, sekaligus pusat pemberdayaan sosial, ekonomi, dan pertanian.

Desa menggandeng pihak swasta, seperti Lembah Asri, untuk mengelola kawasan pariwisata sekaligus menyediakan pelatihan pertanian dan peternakan. Sarkono berharap konsep ini berjalan sesuai prinsip ekonomi sirkular yang mendatangkan dampak positif ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Melalui pengelolaan pariwisata yang terintegrasi dengan BUMDes, Pemdes menargetkan peningkatan PADes secara signifikan pada 2025.

Desa Prangat Selatan menunjukkan bagaimana pengelolaan PAM dan pengembangan pariwisata berbasis komunitas mampu mendorong kemandirian ekonomi desa secara berkelanjutan. Inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan yang memberi manfaat luas bagi masyarakat.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close