Breaking News

Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi: Pilar Kemandirian Ekonomi Desa

Sambangdesa.com / Sleman - Dari sudut Selatan Sleman, muncul kisah inspiratif tentang kemandirian ekonomi yang tumbuh dari akar masyarakat desa. Bukan dari perusahaan besar atau investor asing, melainkan dari semangat gotong royong warga yang mengelola Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sinduadi, dipimpin oleh Kliwon Suhirman.

Perjalanan KDMP Sinduadi bermula pada 2004 sebagai Koperasi Simpan Pinjam BKM Sinduadi, yang berakar dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) hasil Program Pengentasan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), kemudian berlanjut ke PNPM Mandiri Perkotaan.

“Sejak 2004 hingga 2007 kami mendapat modal awal dari P2KP, lalu pada 2008-2014 berganti ke PNPM Mandiri Perkotaan,” jelas Kliwon.

Tahun 2015 menjadi titik balik, saat pemerintah mewajibkan BKM memilih bentuk badan hukum baru. Dari 18 wilayah binaan, 17 memilih menjadi koperasi, menjadikan KDMP Sinduadi sebagai wadah milik masyarakat yang lebih luas.

Sebelum transformasi, koperasi ini sudah memiliki 955 anggota aktif dengan unit usaha utama simpan pinjam. Pinjaman anggota dibatasi maksimal sesuai simpanan mereka, menjaga likuiditas dan kekuatan koperasi.

Banyak anggota adalah pelaku UMKM yang mengandalkan koperasi untuk mendapatkan sembako dan barang bersubsidi. “Ada yang menabung rutin, dari penjual es hingga penjual angkringan. Kami edukasi agar menjadi anggota untuk mendapat kemudahan akses barang subsidi,” ujar Kliwon.

Seiring transformasi menjadi KDMP Sinduadi, anggota bertambah menjadi 1.386 orang. Kini koperasi ini bukan hanya tempat transaksi finansial, tapi juga rumah bersama masyarakat.

Rencana pengembangan usaha meliputi sembako, gas, pupuk, bahkan klinik dan apotek. Dukungan datang dari pemerintah desa, BUMN seperti Bulog dan ID Food, serta swasta seperti Intimart dan SMK Binatama.

“Kami mendapat tempat operasional dari desa dan kerja sama dengan berbagai pihak untuk gerai sembako dan layanan kesehatan,” terang Kliwon.

Pendanaan menjadi tantangan utama. Koperasi memutar dana simpan pinjam untuk unit usaha baru, serta memberlakukan kewajiban tabungan sukarela dari pengurus tanpa bunga.

Pengajuan pinjaman ke Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) masih terkendala administrasi dan proses BI Checking yang menimbulkan hambatan.

“Kami harap BI Checking hanya berlaku pada pengurus utama agar proses lebih lancar,” harap Kliwon.

KDMP Sinduadi menargetkan menjadi grosir desa yang memasok kebutuhan warung-warung kecil, berkolaborasi tanpa menggerus usaha lokal.

Kisah KDMP Sinduadi membuktikan bahwa kekuatan ekonomi rakyat lahir dari kepercayaan kecil yang dijaga bersama. Koperasi ini tumbuh dari program pemerintah, kerja keras warga, dan semangat mandiri, menjadi motor ekonomi desa yang nyata.

Dari balai desa yang sederhana, mereka membangun sistem berbasis nilai gotong royong dan kerja sukarela. KDMP Sinduadi menjadi contoh bahwa pembangunan ekonomi bisa dimulai dari bawah dengan hati dan visi bersama.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close