Breaking News

Penemuan Homo Juluensis Ubah Sejarah Evolusi

Sambangdesa.com / Xujiayao, China - Penemuan spesies manusia purba baru di Xujiayao, China Utara, membawa perubahan besar dalam pemahaman tentang evolusi manusia. Spesies yang diberi nama Homo Juluensis, atau "manusia kepala besar," diperkirakan hidup antara 220.000 hingga 100.000 tahun yang lalu dan memiliki ciri unik yang menghubungkan Neanderthal, Denisovan, dan manusia modern.

Penelitian yang dipublikasikan pada Mei 2024 ini dilakukan oleh Christopher Bae dari Universitas Hawai’i dan Xiuju Wu dari Institut Paleontologi Vertebrata di Beijing. Studi tersebut mengungkapkan sekumpulan fosil hominin tidak biasa yang ditemukan di situs Xujiayao, China Utara. Fosil ini mencakup tengkorak dengan ukuran besar dan lebar, serta ciri-ciri lain yang menggabungkan karakteristik Neanderthal, Denisovan, dan manusia modern.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Homo Juluensis adalah bentuk baru hominin dengan ciri-ciri unik, seperti Tengkorak besar dan tebal, Kemiripan dengan Neanderthal, dan Ciri manusia modern dan Denisovan. Fosil juga menunjukkan elemen yang berhubungan dengan manusia modern serta Denisovan, yang pernah hidup di Asia.

Studi ini memperkirakan bahwa spesies ini tidak terisolasi secara genetik. Sebaliknya, Homo Juluensis diyakini sebagai hasil perkawinan silang antara beberapa hominin pada era Pleistosen Tengah, termasuk Neanderthal.

Penemuan ini mengubah pemahaman tentang evolusi manusia di Asia Timur. Bae dan Wu menyatakan bahwa Homo Juluensis mungkin merupakan populasi hominin baru yang tersebar luas di wilayah tersebut selama periode kuartal akhir (300.000–500.000 tahun lalu). Temuan ini juga menggarisbawahi pentingnya Asia Timur sebagai wilayah penelitian evolusi manusia, yang sebelumnya dianggap didominasi oleh temuan di Afrika dan Eropa.

Penelitian terbaru ini bukanlah yang pertama kali menunjukkan keberadaan Homo Juluensis. Temuan serupa pernah diungkap pada 1974 di lokasi yang sama, Xujiayao. Pada saat itu, para arkeolog menemukan 10.000 artefak baru dan 21 fragmen fosil hominin yang mewakili 10 individu berbeda.

Fitur-fitur yang ditemukan—seperti ukuran otak yang besar dan tengkorak tebal—sangat mirip dengan deskripsi yang diberikan oleh Bae dan Wu. Hal ini memberikan kepastian lebih lanjut tentang keberadaan Homo Juluensis sebagai spesies yang unik.

Penemuan ini menantang terminologi tradisional Homo purba. Bae dan Wu merekomendasikan pembagian Homo purba menjadi empat spesies utama, yaitu Homo floresiensis, Homo luzonensis, Homo longi, dan Homo juluensis.

Rekomendasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih spesifik tentang keragaman hominin di masa lalu, terutama di Asia, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dalam kajian evolusi manusia global.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close