Breaking News

Desa Wisata Indonesia Tidak Hanya Alam, 7 Desa Kaya Sejarah ini Wajib Dikunjungi

 

Desa Wisata Indonesia Tidak Hanya Alam, 7 Desa Kaya Sejarah ini Wajib Dikunjungi
Sambangdesa.com - Indonesia, tanah air yang kaya akan keragaman suku, budaya, dan pesona wisata, telah membuktikan bahwa pariwisata memiliki peran penting sebagai pendorong ekonomi di berbagai daerah di seluruh nusantara.

Wilayah-wilayah pariwisata di Indonesia tidak hanya menampilkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga melibatkan peninggalan sejarah dan kekayaan budaya yang tak ternilai.

Salah satu bentuk destinasi yang menarik perhatian adalah desa-desa wisata, di mana beberapa di antaranya menyimpan peninggalan kuno yang mengagumkan, termasuk situs peninggalan megalitikum.

Beberapa desa wisata telah mengambil langkah untuk meningkatkan nilai budaya, tradisi, atau daya tarik lainnya. Di dalamnya, terdapat kawasan wisata megalitikum yang menjadi tempat penyimpanan peninggalan zaman megalitikum.

Zaman megalitikum merujuk pada periode batu besar, di mana masyarakat menggunakan alat-alat dari batu berukuran besar dalam kehidupan sehari-hari.

Desa Wisata Megalitikum adalah suatu wilayah pedesaan yang menjadi penjaga peninggalan zaman megalitikum tersebut, menghidupkan dan memelihara warisan bersejarah tersebut agar tetap dapat disaksikan oleh generasi sekarang dan yang akan datang.

Dari berbagai sumber, kita mengetahui bahwa ada enam desa wisata megalitikum yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.


1. Desa Kamal

Desa Kamal, yang terletak di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur, adalah salah satu contoh dari desa wisata yang memiliki peninggalan megalitikum yang menarik untuk dikunjungi.

Desa ini menawarkan pengalaman yang memungkinkan pengunjung untuk melihat dan memahami lebih dalam tentang peninggalan zaman megalitikum, di mana masyarakat pada masa itu menggunakan batu-batu besar dalam kehidupan sehari-hari.

Lokasi Desa Kamal ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana cara hidup dan budaya masyarakat pada era megalitikum. Wisatawan dapat menjelajahi situs-situs megalitikum, seperti batu besar yang disusun secara unik, makam megalitikum, dan berbagai artefak bersejarah lainnya.

Melalui kunjungan ke Desa Kamal, pengunjung dapat menyelami kehidupan masa lalu serta mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang sejarah dan budaya Indonesia.

Desa Kamal memiliki keunikan dalam penyimpanan peninggalan megalitikum yang tersebar di berbagai lokasi, mulai dari persawahan, rumah-rumah warga, hingga halaman kantor desa.

Penting untuk dicatat bahwa beberapa jenis peninggalan megalitikum yang ada di Desa Kamal meliputi batu kenong, tugu batu, dan menhir. Batu kenong adalah salah satu jenis peninggalan yang mencuri perhatian, tugu batu menyimpan makna sejarah yang kaya, sementara menhir merupakan simbol berdirinya batu tegak yang menjadi bagian penting dari kehidupan dan kebudayaan masyarakat pada zaman megalitikum.

Dengan ragam jenis peninggalan ini tersebar di berbagai tempat di Desa Kamal, pengunjung memiliki kesempatan untuk merasakan dan memahami lebih mendalam mengenai warisan megalitikum yang masih dijaga dengan baik di daerah tersebut. Hal ini tidak hanya memberikan pengalaman yang unik bagi wisatawan, tetapi juga membantu melestarikan dan mengapresiasi sejarah serta budaya Indonesia yang kaya dan beragam.



2. Kampung Adat Bena

Kampung Adat Bena Bajara merupakan sebuah desa wisata megalitikum yang terletak di Kampung Bena, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Desa adat ini memiliki ciri khas yang unik, di mana mereka masih mempertahankan konsep tata wilayah khas megalitikum. Salah satu aspek yang mencolok adalah cara rumah-rumah dibangun mengikuti kontur tanah.

Penerapan konsep ini membuat rumah-rumah di kampung ini tampak seolah-olah berundak saat dilihat dari kejauhan. Pengaturan ini menciptakan harmoni antara struktur bangunan dan alam sekitarnya, menciptakan pemandangan yang memukau.

Kampung Adat Bena Bajara memiliki sejarah yang kaya, diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun yang lalu. Bukti dari sejarah panjang ini adalah adanya batu besar berbentuk lonjong yang dikenal dengan sebutan Watu Lewa.

Dengan keunikan arsitektur dan sejarah yang dimilikinya, Kampung Adat Bena Bajara menawarkan pengalaman yang unik bagi pengunjung yang ingin menjelajahi dan menghargai warisan megalitikum serta kekayaan budaya Nusa Tenggara Timur.



3. Kampung Siallagan

Kampung Siallagan terletak di Huta Siallagan-Pindaraya, Ambarita, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Kampung Siallagan merupakan sebuah kampung yang memiliki sejarah panjang, diyakini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Kampung ini juga merupakan lokasi yang berdekatan dengan Destinasi Super Prioritas.

Wilayah Kampung Siallagan memiliki luas sekitar 2.400 meter persegi, dan khususnya menonjolkan ciri khasnya dengan adanya tembok batu yang membentuk pagar sekitar 1,5-2 meter tingginya. Pagar ini menjadi ciri yang mencolok dan membedakan kampung ini dari sekitarnya.

Keberadaan Kampung Siallagan tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan budaya di Sumatera Utara, tetapi juga mempertahankan keunikan dan warisan masa lalu yang masih dapat dinikmati hingga saat ini.



4. Desa Bawomataluo

Desa Bawomataluo dikenal sebagai salah satu desa budaya yang terkenal dengan tradisi "Lompat Batu."

Desa ini terletak di Kecamatan Fanayama, Nias Selatan, Sumatera Utara.

Tidak hanya terkenal dengan tradisi "Lompat Batu," Desa Bawomataluo juga memiliki status sebagai desa budaya warisan dunia dari UNESCO.

Di desa ini, terdapat peninggalan zaman megalitikum yang sangat terkenal dan dikenal dengan nama Situs Tetegewo. Situs ini menjadi bukti nyata tentang sejarah dan budaya kuno yang diwariskan oleh leluhur di daerah ini.



5. Desa Patemon

Desa Patemon terletak di Kecamatan Bungatan, Situbondo, Jawa Timur.

Desa ini memiliki jarak sekitar 21 kilometer dari Besuki, 35 kilometer dari pusat kota Situbondo, dan sekitar 170 kilometer dari Surabaya.

Desa Patemon memiliki daya tarik yang menarik perhatian, yaitu Batu Megasit atau batu berundak, dan Sarkofagus atau peti mati zaman megalitikum.

Salah satu daya tarik utama di Desa Patemon adalah keberadaan Batu Megasit, yang merupakan batu berundak dengan bentuk dan ukuran yang menakjubkan. Selain itu, sarkofagus atau peti mati zaman megalitikum juga menjadi daya tarik lain di desa ini.

Sarkofagus di Desa Patemon bahkan diyakini sebagai salah satu sarkofagus terbesar yang ada di Pulau Jawa, menjadi bukti dari warisan sejarah dan budaya yang kaya di wilayah tersebut.



6. Kampung Praiyawang Sumba

Kampung Praiyawang merupakan desa wisata megalitikum yang terletak di Desa Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain menawarkan peninggalan megalitikum yang menarik, Kampung Praiyawang juga memberikan pengalaman yang kental dengan adat istiadat tradisional Sumba.

Keunikan Kampung Praiyawang tercermin dalam kesan kuno dan magis yang terlihat dari arsitektur rumah tradisional dan rangkaian kuburan kuno yang ada di sana. Ini semua memberikan pengunjung gambaran nyata tentang warisan sejarah dan budaya kaya yang dijaga dengan baik di desa ini.



7.  Lore Lindu

Taman Nasional Lore Lindu memang menjadi salah satu cagar budaya yang sangat berharga di Indonesia. Dengan status sebagai kekayaan biosfer dunia, taman nasional ini tidak hanya menyimpan kekayaan alam yang luar biasa, tetapi juga warisan budaya megalitikum yang sangat menarik.

Peninggalan zaman megalitikum yang ditemukan di Taman Nasional Lore Lindu adalah bukti sejarah yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Dengan luas kawasan yang mencapai lebih dari 200 ribu hektare, peninggalan-peninggalan tersebut tersebar di berbagai wilayah seperti Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi di Sulawesi Tengah.

Selain itu, karakter vegetasi yang mencakup hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan memberikan keindahan alam yang luar biasa di Taman Nasional Lore Lindu. Kombinasi antara warisan budaya dan keindahan alam menjadikan tempat ini sebagai destinasi yang sangat menarik bagi para peneliti, wisatawan, dan pecinta alam.

Sungguh menarik mendengar tentang kompleksitas dan keberagaman peninggalan megalitikum di Taman Nasional Lore Lindu. Situs-situs seperti Pokekea dan Tadulako membawa daya tarik sendiri dengan sejarah dan artefak-artefak yang memperkaya pemahaman kita tentang zaman prasejarah dan budaya yang ada di wilayah tersebut.

Fakta bahwa masih banyak situs megalitikum yang belum terpetakan dan misteri yang tersembunyi dalam hutan Lore Lindu menambahkan elemen keajaiban dan tantangan dalam menjelajahi sejarah dan arkeologi daerah tersebut. Adanya rumah, gerabah, kuburan batu, dan patung-patung yang terawat dengan baik di situs Tadulako juga memberikan wawasan yang menarik tentang kehidupan masyarakat prasejarah di wilayah tersebut.

Pemandangan alam yang indah di sekitar Lembah Besoa, dengan pegunungan dan stepa, juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung. Semua ini menambahkan nilai dan makna yang lebih dalam pada Taman Nasional Lore Lindu sebagai situs cagar budaya dan kekayaan alam yang unik di Indonesia.



Tentu, informasi tentang keenam desa wisata megalitikum di Indonesia yang Anda berikan sangat menarik dan bermanfaat. Desa-desa ini tidak hanya menyimpan sejarah menakjubkan namun juga memberikan wawasan yang lebih dalam tentang warisan budaya dan peradaban zaman megalitikum di Indonesia.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close