Sambangdesa.com / Banjarmasin - Desa Wisata Kuin Utara menjadi salah satu destinasi wajib bagi para wisatawan religi yang mengunjungi Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Desa ini bahkan masuk dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dengan jarak sekitar 36,8 kilometer dari Bandara Internasional Syamsuddin Noor, desa wisata ini menawarkan dua lokasi utama, yaitu Masjid Sultan Suriansyah dan makam Sultan Suriansyah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan bahwa kedua destinasi tersebut membentuk satu kesatuan yang dapat menjadi daya tarik pariwisata dengan banyak peluang usaha dan potensi penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Sebagai informasi, Sultan Suriansyah merupakan raja Muslim pertama di Kerajaan Banjar, yang memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di beberapa daerah di Kalimantan. Salah satu peninggalannya adalah Masjid Sultan Suriansyah.
Masjid Sultan Suriansyah, yang berada di tepi Sungai Kuin, termasuk salah satu masjid tertua di Kalimantan karena telah dibangun sejak tahun 1526-1550. Tak jauh dari masjid, terdapat kompleks makam Sultan Suriansyah yang sering menjadi tempat ziarah. Makam ini dikelilingi pagar sepanjang 6,4 meter dan setinggi 2,35 meter dengan nisan yang terbuat dari kayu tanpa jirat.
Destinasi ini menawarkan pengalaman unik dengan keindahan bentuk dan seni kaligrafi masjid yang menghadirkan beragam aspek, tidak hanya sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai pusat kekayaan budaya dan kearifan lokal.
Masjid Sultan Suriansyah dikenal juga sebagai Masjid Kuin karena berada di tepi Sungai Kuin. Bangunannya tampak mirip dengan Masjid Agung Demak di Jawa Tengah, dengan pola ruang yang diadaptasi dari Masjid Agung Demak, termasuk atap meru yang berbentuk bertingkat dan mengecil di bagian atasnya, yang merupakan ciri khas bangunan suci di Jawa dan Bali.
Sejarah dan legenda di balik Masjid Sultan Suriansyah menarik, terutama mengenai Sultan Suriansyah atau Pangeran Samudera yang diangkat sebagai anak oleh Patih Masih setelah mengalami perjalanan hidup yang penuh liku-liku.
Selain itu, Desa Wisata Kuin Utara juga menawarkan pengalaman wisata susur Sungai Kuin atau Antasan Kuin. Pengunjung dapat naik Kapal Banjarmasin Bungas yang muat hingga 25 orang, dan selama perjalanan dapat mengamati kehidupan masyarakat di sepanjang tepi sungai dan berinteraksi dengan pedagang di pasar terapung.
Untuk oleh-oleh, terdapat tajau dan kain sasirangan yang dapat dibeli. Tajau adalah sejenis guci keramik yang dianggap sakral bagi suku Dayak dan bernilai tinggi karena terbuat dari tanah liat dan kadang-kadang dicampur serbuk emas atau material berharga lainnya. Sedangkan kain sasirangan memiliki motif khas dengan teknik jahitan jelujur, dan nama "sasirangan" berasal dari kata "sirang" dalam bahasa Banjar yang berarti menjelujur.
Social Footer