Breaking News

Waspada, Jawa Timur Mulai dilanda Kekeringan Ekstrim

 

Sambangdesa.com / Jawa Timur - Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang, Jawa Timur, fenomena kemarau dengan keberadaan hujan masih terjadi merupakan hal yang tidak biasa dalam skala waktu harian dan sulit terlihat dalam periode 1-2 bulan sebelumnya.

Meskipun demikian, BMKG mengingatkan bahwa Jawa Timur secara umum tetap berada dalam kewaspadaan terhadap kekeringan. Bahkan, kekeringan ekstrem terjadi di Probolinggo dan Situbondo. Pernyataan ini disampaikan oleh Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Malang, Ahmad Luthfi, Sabtu, (1/7/23).

"Ini merupakan tantangan yang unik," ujar Ahmad Luthfi sambil menjelaskan fenomena yang terjadi.

Berdasarkan data pemantauan dan perkiraan curah hujan harian terkini di Jawa Timur, terdapat variasi dalam jumlah hari berturut-turut tanpa hujan, mulai dari masih ada hujan hingga periode yang sangat panjang. Faktanya, kemarau lebih dominan di bagian utara Jawa Timur dibandingkan dengan wilayah selatan.

Bahkan, kekeringan ekstrem terpantau di Jati Banteng, Kabupaten Situbondo, dan Tiris, Kabupaten Probolinggo.

"Selama periode tiga dasarian pada bulan Juni 2023, curah hujan umumnya berada pada intensitas rendah di wilayah selatan Jawa Timur, seperti Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi. Namun, terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Lumajang yang berbatasan dengan Malang." tambah Ahmad.

Menurutnya, untuk dasarian pertama bulan Juli, diperkirakan intensitas hujan akan cenderung rendah, yaitu kurang dari 50 milimeter. Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk mewaspadai kekeringan karena peta peringatan dini kekeringan di Jawa Timur umumnya menunjukkan status siaga, sementara Kabupaten Situbondo berada dalam kategori awas.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close