Foto: Politisi Partai Nasdem, Nilam Sari Lawira |
Penulisan sejarah Indonesia yang baru ini diharapkan tidak hanya menyoroti peristiwa-peristiwa besar dan tokoh utama yang selama ini dominan dalam narasi sejarah, tetapi juga memasukkan dimensi sosial, budaya, dan peran kelompok-kelompok yang selama ini kurang terwakili, termasuk perempuan.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Dr. Hj. Nilam Sari Lawira, SP., MP., dari Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif Kementerian Kebudayaan. Dalam komentarnya, beliau menekankan pentingnya pendekatan gender mainstreaming dalam penulisan sejarah Indonesia yang baru.
"Penulisan sejarah Indonesia selama ini masih sangat maskulin dan terfokus pada tokoh-tokoh laki-laki. Padahal, perempuan juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan, hingga pelestarian budaya lokal. Rencana penulisan ulang ini harus menjadi momentum untuk memastikan sejarah mencatat kontribusi perempuan secara setara dan adil," ujar Nilam Sari Lawira.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa banyak tokoh perempuan yang selama ini terpinggirkan dalam narasi sejarah arus utama, padahal mereka berkontribusi besar di tingkat lokal maupun nasional. Dengan mengintegrasikan perspektif gender dalam kajian sejarah, bangsa Indonesia bisa membangun identitas kebangsaan yang lebih utuh dan menghargai semua elemen masyarakat.
Rapat kerja ini juga membahas pentingnya kolaborasi antara sejarawan, budayawan, akademisi, dan masyarakat sipil dalam proses penulisan sejarah agar hasilnya merefleksikan keberagaman pengalaman rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang, termasuk kelompok marjinal dan perempuan.
Kementerian Kebudayaan RI menyambut baik masukan dari Komisi X DPR RI dan berkomitmen untuk menjadikan penulisan sejarah ini sebagai tonggak baru dalam pembentukan memori kolektif bangsa yang inklusif dan berkeadilan gender.(Red)
Social Footer