Sambangdesa.com / Timor Tengah Selatan - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Selatan (TTS) terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan wilayah yang ramah bagi anak-anak melalui program Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Kerja sama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) menjadi salah satu langkah strategis untuk mengimplementasikan program ini hingga ke tingkat desa dan kelurahan. Salah satu inisiatif penting yang dilakukan adalah menjadikan Desa Sopo, Kecamatan Amanuban Tengah, sebagai desa percontohan dalam upaya mewujudkan standar desa layak anak.
Desa Layak Anak adalah konsep pembangunan yang memastikan hak-hak anak, seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan partisipasi, terpenuhi secara terintegrasi dalam kehidupan masyarakat desa. Desa Sopo dipilih sebagai lokasi percontohan karena dinilai memiliki potensi dan dukungan masyarakat yang kuat dalam menerapkan prinsip-prinsip ini.
"Pemkab Timor Tengah Selatan mengapresiasi WVI yang telah memfasilitasi Desa Sopo menjadi desa percontohan Desa Layak Anak," ujar perwakilan Pemkab TTS dalam acara deklarasi, sebagaimana diberitakan pada Jumat (31/4/2024). Desa ini diharapkan menjadi model pembelajaran bagi desa dan kelurahan lain di Kabupaten TTS untuk mengadopsi pendekatan serupa.
Langkah besar menuju Kabupaten Layak Anak ditandai dengan Deklarasi Kabupaten Timor Tengah Selatan Menuju Kabupaten Layak Anak, yang berlangsung di Aula Mutis, Kantor Bupati TTS, pada Jumat (31/4/2024). Deklarasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, satuan tugas (Satgas), masyarakat, dan mitra kerja seperti WVI.
Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memastikan bahwa hak-hak anak menjadi prioritas dalam setiap kebijakan dan program pembangunan di Kabupaten TTS. Deklarasi tersebut mencakup berbagai aspek, seperti peningkatan akses pendidikan, pelayanan kesehatan untuk anak, perlindungan anak dari kekerasan, serta pembentukan ruang-ruang partisipasi anak di tingkat desa dan kelurahan.
Meski deklarasi telah dilakukan, tantangan utama yang dihadapi adalah memastikan semua komponen masyarakat, mulai dari pemerintah hingga warga desa, memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan langkah-langkah konkret. Salah satu fokus utama adalah menyelaraskan upaya ini dengan kebutuhan masyarakat setempat, termasuk menyediakan sumber daya yang memadai.
Deklarasi ini juga mengharuskan adanya pelatihan dan pendampingan intensif dari tim fasilitator agar setiap desa mampu memenuhi standar Desa Layak Anak. Desa Sopo, sebagai percontohan, diharapkan mampu memberikan inspirasi dan pembelajaran kepada desa-desa lain.
Kerja sama antara Pemkab TTS dan Wahana Visi Indonesia menjadi elemen penting dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak. WVI, sebagai organisasi yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan anak, memainkan peran strategis dalam memberikan dukungan teknis, pelatihan, dan fasilitasi bagi pemerintah daerah serta masyarakat.
Melalui pendekatan ini, program Kabupaten Layak Anak tidak hanya diterapkan di wilayah perkotaan tetapi juga menjangkau desa-desa terpencil di TTS. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak secara menyeluruh, tanpa ada kelompok atau wilayah yang tertinggal.
Mewujudkan Kabupaten Layak Anak adalah langkah penting untuk memastikan hak-hak anak terpenuhi, terutama di wilayah seperti Timor Tengah Selatan yang memiliki tantangan geografis dan sosial. Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar anak, tetapi juga menciptakan ruang partisipasi yang lebih luas bagi mereka dalam proses pembangunan.
Selain itu, pendekatan ini sejalan dengan komitmen nasional dan internasional, termasuk Konvensi Hak Anak dan target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam hal mengurangi kekerasan terhadap anak, meningkatkan pendidikan berkualitas, dan memastikan kesejahteraan anak secara umum.
Social Footer