![]() |
Air Terjun Moramo. Air Terjun Tersebut Berada di Desa Sumber Sari / Foto: Jadesta |
Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Tombili, menjelaskan bahwa pengembangan desa wisata di wilayah ini telah menunjukkan progres luar biasa dalam lima tahun terakhir.
"Desa wisata kita di Sultra kini mencapai 325 desa. Konawe Selatan (Konsel) dan Buton Selatan (Busel) menjadi daerah dengan jumlah desa wisata terbanyak, masing-masing memiliki 37 desa wisata," ungkap Belli Tombili dalam keterangannya, Selasa (25/2/2025).
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah desa wisata di Sultra terus bertambah secara signifikan. Pada 2019, Sultra hanya memiliki 87 desa wisata. Angka ini meningkat menjadi 139 desa pada 2020, 182 desa pada 2021, dan 258 desa pada 2022. Pada 2023, jumlah desa wisata kembali bertambah menjadi 298 desa, hingga akhirnya menyentuh angka 325 desa di akhir 2024.
Selain Konawe Selatan dan Buton Selatan, wilayah lain yang juga memiliki potensi desa wisata besar adalah Buton (35 desa wisata), Kolaka Timur (27 desa wisata), dan Muna Barat (25 desa wisata).
"Daerah-daerah ini terus mengembangkan potensi wisata mereka untuk menarik lebih banyak wisatawan," tambah Belli.
Setiap desa wisata di Sultra memiliki daya tarik unik yang beragam, mulai dari keindahan gua, air terjun, pantai, hingga pegunungan. Hal ini menjadikan Sultra sebagai salah satu destinasi wisata alam yang paling lengkap di Indonesia.
Beberapa desa wisata di Sultra bahkan telah meraih pengakuan nasional. Desa Sumber Sari, dengan daya tarik Air Terjun Moramo, serta Desa Labengki dan Desa Wisata Limbo Wolio, berhasil masuk dalam daftar 50 desa wisata terbaik versi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Pada tahun ini, beberapa desa wisata lain menunjukkan perkembangan positif dan diprediksi berpotensi masuk dalam nominasi penghargaan yang sama. Di antaranya adalah Desa Namu di Konawe Selatan dan Desa Wasuemba di Buton, yang sedang berbenah untuk meningkatkan daya tarik wisata mereka.
"Kami terus mendorong pengembangan desa wisata agar semakin menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara," ujar Belli.
Peningkatan jumlah desa wisata di Sultra diharapkan dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata, yang pada gilirannya akan mendukung perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Dengan jumlah desa wisata yang terus bertambah, kami optimis Sultra dapat menjadi salah satu destinasi utama bagi wisatawan, baik domestik maupun internasional," harap Belli Tombili.
Social Footer