Sambangdesa.com / Jakarta - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengeluarkan peringatan tegas kepada semua kepala daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk menjaga lahan sawah produktif di wilayah mereka. Tito menegaskan bahwa mungkin akan ada banyak godaan dari pengusaha untuk mengalihkan lahan sawah menjadi wilayah komersial atau permukiman. Ia meminta para kepala daerah untuk tidak tergoda dengan tawaran tersebut, terutama jika lahan yang ditawarkan sangat produktif.
"Jangan sampai lahan sawah yang ada dikonversi untuk penggunaan lain, seperti komersial atau permukiman. Ini akan menurunkan produksi jika lahan tersebut dikonversi, dan godaan ini sangat tinggi bagi rekan kepala daerah, karena banyak pengembang atau industri yang ingin melobi," kata Tito dalam rapat pengendalian inflasi mingguan, Senin (15/7/2024).
Tito menambahkan bahwa sebaiknya kepala daerah lebih aktif mencari lahan baru yang bisa diolah menjadi sawah. Lahan baru ini bisa diinventarisasi terlebih dahulu dan kemudian diajukan ke Kementerian Pertanian yang memiliki program optimalisasi lahan produktif.
Jika lahan sawah produktif tidak berkurang, bahkan bisa ditambah, maka produksi pangan, khususnya beras, akan tetap terjaga dengan baik.
"Kepala daerah harus fokus untuk mendorong peningkatan produksi beras kita. Strategi utama dalam masalah beras ini adalah mencapai swasembada dengan meningkatkan produksi dalam negeri," tegas Tito.
Tito juga meminta agar pemerintah daerah segera menindaklanjuti pemasangan pompa air yang diberikan oleh Kementerian Pertanian. Pompanisasi dianggap sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan produksi pangan dengan memastikan ketersediaan air untuk lahan sawah.
"Dalam situasi yang sangat mendesak ini, di tengah kekeringan, Pak Menteri Pertanian membuat program pompanisasi, yakni pompa yang mengalirkan air dari sumber air ke lahan sawah yang kering," ujar Tito.
Terakhir, Tito meminta agar pemerintah daerah mengawal penyaluran pupuk subsidi langsung ke petani, khususnya dalam hal distribusi pupuk subsidi di daerah.
Social Footer