Sambangdesa.com / Mojokerto - Wisata petik melon di Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan, memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus menjaga ketahanan pangan. Di tempat ini, pengunjung dapat memetik melon sepuas hati.
Kepala Desa Balongwono, Puji Wahyu Ningsih, mengungkapkan bahwa wisata petik melon merupakan program unggulan desa untuk mewujudkan ketahanan pangan bagi masyarakat.
Dalam tiga tahun terakhir, agrowisata yang berdiri di atas tanah kas desa (TKD) seluas 2 meter persegi ini telah meraih keuntungan signifikan berkat kunjungan wisatawan dari berbagai kota.
"Beberapa pengunjung datang dari Surabaya dan Jombang. Kami panen sekali setahun," ujarnya kemarin.
Untuk menarik lebih banyak pengunjung, tarif masuk ke agrowisata ini hanya Rp 2.000 per orang. Pengunjung dapat memetik dua jenis melon langsung dari tanamannya, yaitu melon amanda dan melon golden.
Harga untuk memetik melon amanda adalah Rp 10.000 per kg, sedangkan melon golden Rp 15.000 per kg. "Rasa kedua varian ini sama-sama manis," tambahnya.
Puji menjelaskan bahwa setiap tahun sedikitnya 2.100 tanaman melon amanda dan 500 melon golden ditanam di kebun ini. Setiap tanaman dapat menghasilkan 1,5 hingga 2 kg buah melon.
"Bibit kami beli secara online, kemudian kami semai sendiri hingga siap ditanam," katanya.
Keberhasilan budidaya melon amanda dan golden ini sangat menguntungkan pemerintah desa. Dengan cita rasa yang manis, kebun melon ini dapat dinikmati masyarakat dengan harga yang terjangkau.
"Konsepnya, pengunjung bisa memetik dan memilih melon sendiri, serta bebas berfoto selfie untuk diunggah di media sosial, tentunya lebih seru," ujarnya.
Untuk tahun ini, Puji menyebut wisata petik melon baru akan dibuka kembali pada bulan September mendatang.
"Saat ini, bibit melon baru ditanam pada awal Juli lalu. Jadi setiap tahun pembukaan wisata tidak tentu waktunya, karena tergantung dari kapan bibit disemai dan siap dipanen," pungkasnya.
Social Footer