Sambangdesa.com / Buleleng - Sebuah gunung sampah besar di Buleleng, Bali, menjadi viral setelah diunggah oleh aktivis lingkungan Sungai Watch, Gary Benchegib, di akun media sosialnya. Dalam unggahannya, Gary terkejut melihat adanya gunung sampah setinggi sekitar 50 meter dekat hutan di Buleleng, dengan mayoritas sampah yang terdiri dari plastik.
Gary menulis, "Followed a river filled with plastic and it led to this," saat mengunggah video pendek selama 38 detik yang menampilkan tumpukan sampah tersebut. Dia juga merekam gunungan sampah dari udara, dengan plastik yang mendominasi di antara pepohonan di sekitarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, mengonfirmasi bahwa lokasi dalam video tersebut berada di Kabupaten Buleleng, tepatnya di Dusun Kajanan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt. Dia dan tim DLH sudah melakukan pemeriksaan di lokasi pada Jumat (4/8/2023).
Menurutnya, pengelolaan sampah di sana masih menggunakan pola lama, yaitu dengan cara mengumpulkan dan membuang sampah. Tempat tersebut telah difungsikan sebagai tempat pengumpulan sampah selama puluhan tahun.
Sampah yang dibuang di sana berasal dari Desa Ringdikit, terutama dari dua dusun, yaitu Dusun Kajanan dan Kelodan, dengan total 1.114 kepala keluarga (KK). Status tanah tempat pengumpulan sampah tersebut adalah tanah desa adat dengan luas 28 are.
Untuk mengatasi masalah gunung sampah ini, DLH akan menawarkan beberapa solusi kepada desa. Solusi jangka pendek adalah dengan mengelola sampah berbasis sumber, memilah sampah sesuai Pergub Bali Nomor 47 Tahun 2019, dan mengaktifkan kembali gerakan menabung sampah melalui Bumdes setempat serta berkerja sama dengan Bank Sampah Induk (BSI) E-Darling.
Solusi jangka menengah melibatkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah, Sumber, dan Timbulan Akhir (TPS3R) untuk mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan di lokasi tersebut.
Perbekel Desa Ringdikit, I Made Sumadi, membenarkan bahwa lokasi gunung sampah berada di desanya dan telah digunakan sebagai tempat pengumpulan sampah oleh masyarakat selama bertahun-tahun. Dia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan pembangunan TPS3R untuk desanya, yang merupakan harapan semua warga desa, namun usulan tersebut belum terwujud hingga saat ini.
Social Footer