Sampah di desa ini telah dikelola dengan baik, dipilah, dan diolah dengan efisien. TPS3R hanya menerima sampah yang sudah dipilah terlebih dahulu oleh rumah tangga dan juga pemulung. Sampah ini memiliki nilai jual.
Yogyakarta saat ini mengalami masalah darurat sampah di tiga wilayah, yaitu Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Piyungan sudah penuh, dan sampah mulai menumpuk di berbagai tempat di kota.
Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, menjelaskan bahwa TPS3R KUPAS telah berhasil mengelola sampah dari 2.000 rumah tangga di desanya. Sampah diolah menjadi kompos, pupuk cair, dan bahan daur ulang yang kemudian diolah oleh industri daur ulang.
TPS3R ini juga memberikan kesempatan pekerjaan baru untuk 33 orang. Berkat TPS3R KUPAS, jumlah sampah yang dikirim ke TPA Piyungan berhasil berkurang sebesar 80 persen.
Wahyudi Anggoro Hadi berharap bahwa konsep ini bisa diadopsi oleh TPS3R lain untuk mengurangi beban TPA secara keseluruhan.
Desa Panggungharjo berkolaborasi dengan Danone-AQUA untuk memperkuat kelembagaan dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah.
Sri Hastuti, warga Panggungharjo, yang juga pelanggan TPS3R KUPAS, merasakan manfaat nyata dari program ini. Perilaku masyarakat berubah, dan setiap orang mulai sadar bahwa mengelola sampah adalah tanggung jawabnya sendiri.
Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Klaten, Rama Zakaria, mengapresiasi peran aktif Desa Panggungharjo dalam pengelolaan sampah. AQUA telah berkolaborasi dengan dua TPS3R di Yogyakarta, yaitu TPS3R KUPAS di Bantul dan TPS3R GIAAAAAT di Sleman.
Di Desa Tembi, Kecamatan Timbulharjo, Bantul, terdapat Collection Center Sentral Busa yang berhasil mengumpulkan 40 ton botol PET setiap bulannya dengan bimbingan dari AQUA.
Social Footer