Akibat Jalan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga melakukan Protes Dengan Menanam Pohon di tengah Jalan menuju Desa Wisata Semen Blitar / Foto: detik.com |
Aksi solidaritas warga terjadi di Kampung Wisata Ekologis Puspojagad Semen ketika Forkopimda Pemkab Blitar mendampingi lembaga swasta dalam menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, pada Kamis (6/7/2023).
Warga menanam berbagai jenis pohon di Jalan Nanas, yang merupakan akses menuju lapangan Puspojagad dengan panjang hampir 2 kilometer. Selain itu, di ujung jalan, warga memasang spanduk yang mencantumkan enam prestasi yang pernah diraih oleh destinasi wisata yang dikelola oleh warga desa ini. Beberapa di antaranya adalah Karang Taruna Berprestasi Nasional (2008), Desa Wisata Peringkat 5 Nasional (2013), dan Juara 1 Desa Wisata Maju Anugrah Desa Wisata Indonesia (2022).
Bahkan, tahun lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengunjungi langsung lokasi wisata di bagian utara Kabupaten Blitar ini. Video kunjungan Sandiaga ke Semen ini dipadukan dengan video jalan yang rusak yang ditanami pohon pisang dan menjadi viral. Terlebih lagi, ada pernyataan dari Bupati Blitar, Rini Syarifah, bahwa perbaikan Jalan Nanas bukan menjadi tanggung jawabnya.
"Ini adalah akumulasi kekecewaan kami. Kami merasa malu bahwa desa wisata nasional seperti ini memiliki jalan yang rusak. Bahkan, Bu Rini (Bupati Blitar) berkata bahwa jalan ini bukan wilayahnya. Lalu, wilayah siapa?," keluh Susanto, seorang warga setempat yang juga pelaku wisata, Sabtu (8/7/2023).
Menurut Susanto, jalan desa ini menjadi permainan politik dari masa ke masa. Di masa kepemimpinan dua bupati sebelumnya, Jalan Nanas yang merupakan akses utama ke Puspojagad Wisata memiliki status sebagai jalan kabupaten.
Namun, sejak Bupati Blitar Rini Syarifah menjabat, status jalan itu berubah menjadi jalan desa. Padahal, menurut pengetahuan Susanto, fungsi jalan tersebut masih menghubungkan dua desa. Statusnya seharusnya tetap sebagai jalan kabupaten.
"Para wisatawan lokal mengeluh. Terutama mereka yang menggunakan sepeda motor. Tetapi, beberapa rombongan dari Jawa Tengah, Kalimantan, Palembang, dan Madura datang untuk studi banding. Kami merasa malu karena lokasi ini menjadi tujuan studi banding, tetapi infrastrukturnya rusak," tambahnya.
Ketiyoso, seorang tokoh masyarakat, menyatakan bahwa Jalan Nanas merupakan pusat aktivitas ekonomi warga sejak tahun 2004 ketika lokasi wisata ini dimulai. Kerusakan jalan semakin parah dalam tiga tahun terakhir. Komunikasi dengan pihak desa telah dilakukan berulang kali, namun solusi perbaikan jalan belum ditemukan hingga saat ini.
"Katanya, jika menggunakan dana desa, maka perbaikan jalan ini harus dimasukkan dalam daftar kegiatan. Sementara, kegiatan lainnya tidak mendapatkan alokasi. Kami berharap pemerintah daerah dapat membantu, mengingat bahwa Kabupaten Blitar telah mendapatkan reputasi baik di tingkat nasional," tegasnya.
Mengenai perubahan status jalan, Hamdan Zulfikar Kurniawan, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Blitar, menjelaskan bahwa saat ini Pemkab Blitar masih mengacu pada Surat Keputusan (SK) Jalan Tahun 2019.
"Berdasarkan SK 2019, ruas Jalan Nanas bukan termasuk jalan kabupaten. Bahkan pada SK sebelumnya tahun 201
Social Footer