Desa Wisata Salu Allo Tana Toraja / Foto: TribunToraja.com |
Dalam daftar tersebut, terdapat sembilan desa yang terletak di Tana Toraja dan Toraja Utara.
Empat desa berada di Tana Toraja, sementara lima desa lainnya berlokasi di Toraja Utara.
Kesembilan desa wisata tersebut adalah Desawisata Buntudatu Mengkendek, Desa Wisata Saluallo Sangalla' Utara, Desa Wisata Tumbangdatu, Sangalla' Utara, dan Desa Wisata Tiroan, Bittuang di Kabupaten Tana Toraja.
Sementara itu, di Toraja Utara terdapat Desa Wisata Nanggala, Desa Wisata Landorundun, Desa Wisata Sangbua, Desa Wisata Lolai, dan Desa Wisata Panta'nakanlolo Kesu' di Kabupaten Toraja Utara.
Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 adalah sebuah acara penghargaan yang diberikan kepada desa-desa wisata yang mencapai prestasi dengan kriteria penilaian dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf). Tujuan dari acara ini adalah menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia dengan daya saing yang tinggi.
Namun, dalam perkembangan terbaru, tidak ada satu pun dari sembilan desa tersebut yang berhasil masuk ke dalam 75 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 pada akhir Maret lalu.
Meskipun demikian, Provinsi Sulawesi Selatan masih berhasil meloloskan tujuh Desa Wisata ke dalam 75 besar ADWI 2023. Ketujuh desa tersebut antara lain adalah Desa Wisata Lantebung (Kota Makassar), Desa Wisata Balla Barakkaka Ri Galesong (Takalar), Desa Wisata Tompo Bulu (Pangkep), Desa Wisata Ramang-Ramang (Maros), Desa Wisata Andalan (Bulukumba), Agrowisata Desa Kassi (Jeneponto), dan Desa Wisata Rinding Allo (Luwu Utara).
Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong, menjelaskan bahwa hasil ini menjadi momen penting bagi pemerintah dan pelaku pariwisata untuk melakukan introspeksi dan perbaikan.
"Dibandingkan dengan daerah lain, persiapan kita dalam seleksi tahun ini masih perlu diperbaiki, dan kita akan melakukan persiapan yang lebih khusus dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditentukan," ujar Frederik Victor Palimbong pada Kamis (23/3/2023). Kriteria yang dimaksud meliputi persyaratan desa wisata, seperti adanya homestay, toilet, kelembagaan desa wisata, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment), daya tarik atau atraksi, digitalisasi, dan pengembangan souvenir dari UMKM setempat.
Dedi Palimbong, yang merupakan panggilan akrab bagi Frederik Victor Palimbong, menambahkan bahwa pemerintah daerah akan terus membangun kolaborasi dengan pengusaha, akademisi, masyarakat, serta media yang memiliki peran penting.
"Mari kita bersama-sama menetapkan prioritas pemulihan dan pengembangan pariwisata sebagai industri yang penting, meskipun dalam keterbatasan anggaran, sama seperti pelayanan kesehatan, peningkatan mutu pendidikan, dan pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)," pungkasnya.
Social Footer