Menurut Mahfud MD, Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika, Satria-1 merupakan langkah pemerintah untuk memperluas pembangunan dan inklusi masyarakat dalam ekonomi digital dengan menyediakan akses internet di seluruh wilayah negara ini.
"Penggunaan teknologi satelit memungkinkan percepatan penyediaan internet di desa-desa yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi serat optik dalam 10 tahun mendatang," kata Mahfud dalam konferensi pers di kantor Kominfo, Jakarta, pada hari Selasa (13/6/2023).
Mahfud juga menyatakan bahwa akses internet yang disediakan oleh Satria-1 akan memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat di pusat layanan publik, terutama bagi mereka yang belum memiliki akses atau kualitas internet yang memadai.
Peluncuran Satria-1 dijadwalkan akan dilakukan di landasan peluncuran milik Angkatan Antariksa Amerika Serikat (US Space Force) di Tanjung Canaveral, Florida, pada hari Minggu (18/6/2023) pukul 18.04 waktu setempat atau pada Senin pukul 05.04 WIB.
Peluncuran satelit multifungsi ini akan dilakukan oleh perusahaan SpaceX milik Elon Musk. Berdasarkan laporan, roket peluncur satelit Satria-1 telah dipindahkan ke landasan.
Arief Tri Hardiyanto, Pelaksana Tugas Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, menyatakan harapannya agar cuaca di lokasi peluncuran cerah. Pasalnya, cuaca di Tanjung Canaveral sering kali berawan dan hujan pada pagi hari, sementara pada siang hingga malam cenderung cerah berawan.
Satria-1 diharapkan dapat melayani jaringan komunikasi dan internet di wilayah terpencil yang belum terjangkau oleh jaringan serat optik. Selain itu, satelit ini juga diharapkan dapat mencapai pemerataan dan keadilan akses internet dan komunikasi bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Namun, satelit ini baru akan efektif beroperasi mulai Januari 2024.
Menurut studi yang dilakukan oleh BAKTI Kominfo pada tahun 2023, Satria-1 memiliki kapasitas kecepatan hingga 150 Gbps dan akan menyediakan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik. Kecepatan internet di setiap titik layanan publik tersebut diperkirakan dapat mencapai 4 Mbps.
Social Footer