Gaguk Ketika Menghadapi Tuntutan Warganya Saat Diminta Kembali Maju dalam Pilkades / Foto: Ist. |
Sambangdesa.com - Gaguk, Kepala Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, sedang menjadi perhatian publik setelah sebuah video viral menunjukkan sejumlah warga melakukan demonstrasi untuk meminta Gaguk kembali maju dalam pemilihan kepala desa (Pilkades).
"Saya hanya ingin meminta testimoni dari masyarakat di sini, atau bisa juga kepada camat atau tokoh masyarakat," ujar Gaguk pada Rabu (19/4/2024).
Meskipun beberapa kali dirayu, Gaguk enggan berkomentar tentang keberhasilannya selama menjabat sebagai Kepala Desa, dan tidak mau memamerkan program-program yang sudah dilaksanakan selama ini. Ia khawatir hal tersebut akan dianggap sebagai pamer, terutama di bulan Ramadan.
"Saya hanya melakukan pekerjaan yang sama seperti yang dilakukan orang lain. Lebih baik orang lain yang membicarakan daripada saya sendiri. Intinya, saya tidak ingin membanggakan diri. Saya mohon maaf," ucapnya.
Gaguk sudah didemo dua kali oleh warganya. Demonstrasi pertama meminta agar ia kembali memimpin desa melalui Pilkades. Demonstrasi kedua diadakan untuk menagih janji Gaguk dan meminta agar ia mendaftar sebagai calon kepala desa.
Awalnya, Gaguk menolak untuk kembali ikut dalam kontestasi dan memilih hidup sebagai warga biasa. Namun, selama 6 tahun memimpin desa, ia dianggap berhasil dalam membangun desa dan dicintai oleh warganya. Oleh karena itu, warga kembali mendesak Gaguk untuk kembali memimpin untuk periode kedua.
Seorang warga, Eko Joyo mengatakan, aksi warga tersebut menginginkan agar Gaguk menduduki kembali jabatan Kades. Penilaian masyarakat, selama kepemimpinannya pembangunan kelihatan nyata dan dapat dinikmati masyarakat.
"Soalnya hasilnya sudah kelihatan, nyata. Pembangunannya maju, dibanding desa lainnya. Lebih baik," jelas Eko Joyo.
Gaguk dikenal sebagai sosok yang sederhana dan dekat dengan masyarakat. Walaupun secara ekonomi tergolong berada, bahkan jauh di atas masyarakat kebanyakan, tetapi membaur dengan masyarakat dan lingkungan.
"Merakyat itu yang utama. Orangnya biasa sering sepedaan pancal, kalau ada orang meninggal pasti datang ke tahlil, di seluruh desa siapa pun yang meninggal dunia, pasti datang," katanya.
"Kalau keluar rumah itu tidak seperti orang kaya, celana pendek, topian, kaosan oblong. Orangnya terbuka, sering cangkruk," sambungnya.
Social Footer