Sambangdesa.com / Kutai Kartanegara - Kutai Kartanegara (Kukar) membuktikan bahwa sampah bukan sekadar limbah, melainkan potensi ekonomi yang dapat diolah dengan kreativitas dan semangat gotong royong. Gerakan para pegiat daur ulang yang telah berkembang hampir satu dekade kini semakin menguat setelah resmi diluncurkan oleh Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, pada Festival Produk Daur Ulang, Minggu (30/11/2025) di Taman Tanjong, Tenggarong.
Gerakan ini lahir dari pendampingan intensif terhadap masyarakat pedesaan di Kukar. Ketua panitia, Henny Amiruddin, menjelaskan bahwa sejak 2023, pelatihan telah menyentuh berbagai kecamatan seperti Kota Bangun Darat, Muara Muntai, Kembang Janggut, Muara Wis, hingga Tenggarong. Total peserta yang terlibat mencapai 1.632 orang, mulai dari warga desa, pelajar, hingga guru.
“Antusiasme mereka luar biasa. Banyak yang ingin berkontribusi sebagai pegiat daur ulang,” kata Henny dengan penuh semangat.
Dukungan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas PMD, Disperindag, Disbud, dan DLHK turut memperkuat gerakan ini sehingga semakin solid dan berkelanjutan.
Di Kecamatan Sebulu, pelatihan terbaru di Desa Beloro, Sebulu Modern, Mekar Jaya, dan Selerong melibatkan puluhan peserta baru. Mereka diajarkan mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi, seperti kotak tisu dan pot bunga, yang kini mulai dipasarkan sebagai produk lokal desa.
Henny menegaskan bahwa karya para pegiat sudah menjadi acuan bagi sekolah-sekolah di 20 kecamatan. Banyak sekolah yang menunggu suplai bahan daur ulang untuk dijadikan produk ramah lingkungan yang bisa bersaing dengan produk industri.
Selain produk kreatif, Pemkab Kukar membuka peluang usaha baru melalui program pengembangan kandang ayam petelur di 17 kecamatan, sebagai bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebutuhan pakan berbasis ulat maggot Black Soldier Fly (BSF) menjadi potensi bisnis bagi pegiat lingkungan.
“Maggot mudah dibudidayakan dan efektif menguraikan limbah organik. Ini bisa menjadi bahan baku pakan ayam yang sangat dibutuhkan,” jelas Henny.
Pemkab Kukar terus mendorong penerapan prinsip 3R — reduce, reuse, recycle — sebagai kunci pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kesadaran bersama dibangun agar masyarakat memahami bahwa limbah bisa menjadi material bernilai tinggi jika dikelola dengan tepat.
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, berharap gerakan pegiat daur ulang ini berkembang menjadi gerakan kolektif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
“Semoga ini menjadi gerakan bersama yang membawa perubahan positif bagi Kukar,” tutupnya optimistis.
Perjalanan gerakan daur ulang di Kutai Kartanegara menunjukkan bagaimana kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak dapat mengubah limbah menjadi peluang ekonomi berkelanjutan. Dengan pelatihan, inovasi produk, dan dukungan program strategis, Kukar membangun masa depan yang lebih bersih dan sejahtera melalui kreativitas lokal.

Social Footer