Sambangdesa.com - Daun kelor (Moringa oleifera) telah lama dikenal sebagai tanaman kaya gizi yang tumbuh subur di iklim tropis. Meski tampil sederhana dengan daun hijau kecilnya, tumbuhan ini menyimpan potensi besar dalam menjaga kesehatan, khususnya dalam menurunkan kadar kolesterol tubuh.
Penelitian oleh Denen Atsukwei dan rekan (2014) yang dipublikasikan di International Journal of Nutrition and Food Sciences menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kelor mampu menurunkan kolesterol total dan trigliserida secara signifikan pada tikus dengan kondisi hiperkolesterolemia. Senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan fitosterol dalam daun kelor berperan aktif menghambat penyerapan lemak jenuh di saluran pencernaan.
Selain itu, kandungan antioksidan dalam daun kelor membantu memperlambat oksidasi LDL—jenis kolesterol yang rentan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Studi terkini oleh Ariestiningsih dkk. (2024) yang dimuat dalam Amerta Nutrition melaporkan bahwa pemberian bubuk daun kelor selama empat minggu pada tikus menunjukkan efek protektif terhadap kesehatan pembuluh darah.
Dalam tinjauan sistematis yang dilakukan oleh Izzah dan Sari (2023) dan diterbitkan di *International Journal of Nursing and Health Services*, daun kelor juga terbukti efektif menurunkan kadar LDL dan trigliserida pada pasien hiperlipidemia. Konsumsi rutin bubuk daun kelor sebanyak 3–5 gram per hari dinilai cukup untuk menjaga keseimbangan profil lipid tanpa menimbulkan efek samping berarti. Temuan ini membuka peluang pemanfaatan kelor sebagai suplemen alami pendukung terapi kolesterol.
Keunggulan daun kelor tidak hanya pada khasiatnya, tetapi juga pada ketersediaan yang melimpah dan fleksibilitas dalam pengolahan. Daun kelor dapat dikeringkan dan diseduh seperti teh, ditumbuk menjadi serbuk untuk dicampur dalam jus, atau diolah menjadi kapsul herbal. Kajian oleh Saini et al. (2024) yang dipublikasikan di Frontiers in Pharmacology memperkuat bukti bahwa konsumsi kelor secara teratur dapat memperbaiki fungsi hati serta menurunkan kadar lipid plasma, sehingga menjadi bagian penting dari pola makan sehat berbasis bahan alami.
Dengan semakin banyaknya dukungan bukti ilmiah, daun kelor kini tidak lagi sekadar tanaman pagar biasa. Ia menjadi sumber gizi alami yang berkontribusi nyata dalam menjaga kesehatan jantung dan kolesterol. Dari kebun tropis hingga meja makan, kelor menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat berpadu harmonis dengan sains modern untuk mendukung gaya hidup sehat tanpa harus bergantung sepenuhnya pada obat sintetis.

Social Footer