Sambangdesa.com / Blitar - Kelurahan Klampok, yang terletak di pinggiran Kota Blitar, memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan. Kelurahan ini diklaim memiliki lahan pertanian terluas dengan total 130 hektare.
Lahan persawahan terhampar luas di sebelah timur Kantor Kelurahan Klampok, Kecamatan Sananwetan, dengan sekitar 12 hektare ditanami padi. Saat ini, padi yang dikenal dengan nama Latin Oryza sativa tersebut sudah menguning, menandakan bahwa tanaman siap untuk dipanen. Dalam beberapa bulan ke depan, Blitar Raya, termasuk wilayah Kelurahan Klampok, akan mengalami panen raya padi. Para petani berharap panen tahun ini dapat meningkat dan membawa dampak positif bagi kesejahteraan mereka.
Lurah Klampok, M. Caesar Alfonso, menyatakan bahwa hampir 90 persen warga di kelurahan ini adalah petani.
"Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi," ungkapnya, Kamis, (24/4/2025).
Menurut Caesar, banyak petani di Kelurahan Klampok tidak hanya bertani, tetapi juga bekerja di sektor swasta, seperti rumah sakit, bank, dan instansi pemerintahan.
"Aktivitas bertani biasanya dilakukan setelah mereka pulang dari bekerja," terangnya.
Di Klampok terdapat enam kelompok tani (poktan) yang mengelola lahan pertanian. Tiga dari enam poktan ini menarik perhatian karena menerapkan teknik tanam padi sehat. Salah satu poktan yang menerapkannya adalah Poktan Barat Makam. Pada Minggu (20/4), Poktan Barat Makam sukses melaksanakan panen raya padi sehat dari 12 hektare lahan, memanen padi jenis Mapan 55.
Caesar menyebutkan bahwa padi sehat yang dipanen ini belum seluruhnya berasal dari total lahan pertanian di Klampok.
"Ini baru dari Poktan Barat Makam, belum dari yang lainnya," ujarnya.
Hasil panen dari 12 hektare tersebut mampu menghasilkan sekitar 60 ton beras, dan total hasil panen di seluruh lahan Poktan Barat Makam mencapai kurang lebih 650 ton beras.
"Hasil ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi warga Klampok, bahkan cukup untuk cadangan dua tahun ke depan," ungkapnya.
Dengan hasil panen tersebut, Kelurahan Klampok berpotensi untuk mencapai swasembada pangan. Lokasinya yang berada di pinggiran dan berbatasan dengan Kabupaten Blitar memberikan keuntungan dalam hal lahan pertanian yang subur. Hal ini mendukung program pemerintah daerah maupun pusat di bidang pertanian.
Ketua Poktan Barat Makam, Nur Rozik, menjelaskan bahwa padi sehat yang dihasilkan merupakan budi daya melalui teknik semiorganik, dengan perbandingan penggunaan pupuk organik dan kimia sebesar 70/30.
"Artinya, 70 persen menggunakan pupuk organik dan 30 persen pupuk kimia,"ujarnya saat panen raya padi sehat.
Menggunakan padi jenis Mapan 55, hasil produksi padi yang diperoleh tidak kalah dengan padi yang hanya menggunakan pupuk kimia. "Kami masih mengacu pada harga pasaran yang ditetapkan pemerintah. Padi ini juga kami jual ke masyarakat, baik perorangan maupun lewat toko-toko," jelas Nur.
Menurutnya, budi daya padi dengan pupuk organik tidak sepenuhnya sulit, meskipun masa tanam mungkin lebih lambat dibandingkan dengan pupuk kimia.
"Tetapi dengan pupuk organik, padi yang dihasilkan lebih sehat," tambahnya.
Social Footer