"Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada kolaborasi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD), antardesa, serta dengan pemangku kepentingan lainnya," ujar La Ode saat berbicara di hadapan kepala desa, camat, dan para pemangku kepentingan yang hadir.
Dalam kunjungan tersebut, La Ode menekankan pentingnya menyebarluaskan inisiatif dan praktik terbaik yang telah diterapkan Desa Paninggaran. Salah satu gagasan utama yang disoroti adalah aglomerasi desa atau kerja sama antardesa, yang bertujuan memperkuat kolaborasi antara pemerintah desa dan berbagai pihak terkait.
Ia juga meminta desa-desa untuk mempersiapkan diri menghadapi momen mudik pada bulan Ramadan mendatang. Menurutnya, desa harus mampu menciptakan daya tarik bagi para pemudik agar mereka betah menghabiskan waktu di kampung halaman.
"Jangan sampai orang mudik ke kampung halaman, seperti ke Paninggaran, hanya sehari menaruh koper kemudian bosan dan memilih pergi ke tempat lain untuk berlibur. Hal seperti inilah yang bisa mendatangkan potensi ekonomi," tambah La Ode.
Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, menyatakan bahwa kunjungan Dirjen Kemendagri ini memberikan motivasi tambahan bagi pemerintah desa untuk terus berinovasi. Ia berharap desa-desa lain di Kabupaten Pekalongan dapat memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kunjungan ini memberikan inspirasi bagi kami, pemerintah daerah, termasuk pemerintah desa, agar terus berinovasi dalam memajukan desa-desa di Kabupaten Pekalongan," ujar Yulian.
Desa Paninggaran sendiri dikenal sebagai desa unggulan yang telah meraih sejumlah penghargaan, di antaranya Desa Anti Korupsi dan Juara 3 The Golden Leaf Award 2022 di kategori Feature Green Tea dalam Golden Tea Award Australia. Prestasi ini menjadikan Paninggaran sebagai contoh nyata desa yang berhasil memanfaatkan potensi lokal secara maksimal.
Social Footer