Breaking News

Super Hero Indonesia Desa, Data Presisi, dan Pemuda

desa, usaha, anak muda, masa depan
Uang Online
Sambangdesa.com / Opini - Kisah super hero sering kita lihat di film-film. Super hero adalah sosok yang memberikan rasa aman dan keyakinan pada masa depan. Di masa lalu, sosok super hero yang nyata dari Indonesia adalah para pahlawan pejuang kemerdekaan yang rela berkorban dan menjadi pionir untuk membangun bangsa ini. Kiwari, super hero yang mampu memberikan jaminan dan masa depan pembangunan Indonesia itu, tampaknya ada di tiga sosok, yaitu desa, data presisi, dan pemuda.

Masa depan itu di desa

Arah angin kebijakan politik dewasa ini menempatkan desa sebagai mesin utama pembangunan. Hal ini perlu disambut dengan antusiasme tinggi meski tetap harus dengan kehati-hatian. Pembangunan dan investasi di desa seolah-olah adalah mantra mujarab untuk mengubah peruntungan pembangunan nasional.

Jangan sampai, secara paradigma pembangunan, desa lagi-lagi hanya dijadikan sebagai obyek pembangunan semata. Eksploitasi pembangunan desa yang serampangan malah bisa berujung kerusakan dan kehancuran desa.

Perlu diakui, saat ini desa masih terbelenggu oleh berbagai masalah. Hasil analisis Sofyan Sjaf (Kompas, 11/7/2023), berdasarkan Data Desa Presisi, menunjukkan masih mengkhawatirkannya angka ketimpangan (desa berada di ketimpangan sedang 0,4-0,5 dan ketimpangan tinggi di atas 0,5), tingginya tingkat pengangguran di desa (terendah 9,91 persen di Pulau Kalimantan; tertinggi 22,31 persen di Bali dan Nusa Tenggara), dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih juga rendah di pedesaan (IPM terendah 53,88 di Bali dan Nusa Tenggara, tertinggi 68,25 di pedesaan Sumatera). Kondisi ini menggambarkan jika desa sedang tidak baik-baik saja.

Meskipun begitu, desa diyakini akan semakin vital peranannya dalam pembangunan nasional ke depan. Selama ini, desa kerap menjadi penyelamat perekonomian Indonesia saat terjadi guncangan krisis besar. Pengalaman dari pandemi Covid-19, desa yang memiliki basis ekonomi pertanian dan usaha kecil-menengah ternyata cukup kuat untuk menjadi sandaran ekonomi nasional.

Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru juga telah banyak bermunculan di desa. Pemerintah pun saat ini lebih berani berinvestasi di desa lewat kenaikan dana desa dalam rencana revisi Undang-Undang Desa. Kekayaan sumber daya dan budaya adalah kekuatan desa. Desa akan menjadi arena utama dan cerminan kesuksesan pembangunan Indonesia.

Data presisi

Selama ini, desa acap kali dijadikan sebagai obyek pendataan, tanpa desa tahu seperti apa hasil datanya. Pendataan lalu hanya menjadi bentuk kekerasan simbolik negara kepada warganya sebagai kebijakan rekolonisasi pendataan di perdesaan (Pitaloka 2022). Maka, urgensi pendataan desa melalui metode inklusif yang partisipatif dalam menghasilkan data presisi adalah keniscayaan sehingga desa berdaya atas datanya.

Kita mungkin pernah memikirkan mengapa bangsa Indonesia yang sebentar lagi merayakan 78 tahun merdeka ini belum merdeka seutuhnya. Indonesia belum menjadi negara yang mampu menyejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Padahal, ribuan triliun rupiah setiap tahun digelontorkan oleh negara atas nama pembangunan. Ini menandakan jika pembangunan dengan dana besar tersebut belum optimal. Mengapa?

.Tania Li lewat bukunya, The Will to Improve, mengatakan jika niat pembangunan selalu baik. Kehendak untuk memperbaiki melalui pembangunan telah dilakukan dari berbagai level termasuk di desa. Namun, tetap saja, banyak pembangunan yang tidak menyelesaikan persoalan di masyarakat.

Dari sini kita menyadari jika ”kehendak memperbaiki” saja tidak cukup, mestinya diteguhkan dengan ”perbaiki kehendak”. Maksudnya, kehendak pembangunan perlu diperbaiki dengan didasari atas pemahaman pembangunan yang tepat, yaitu pembangunan melalui perencanaan yang terukur berbasis data. Perencanaan pembangunan tidak lagi atas dasar kira-kira.

Obyek dan subyek pembangunan itu siapa, di mana, seperti apa, dan bagaimana? By name, by address, by coordinate-nya mesti jelas. Kebutuhan data yang presisi menjadi krusial. Maka, dalam pembangunan desa pijakannya dengan perbaikan perencanaan pembangunan berdasarkan data presisi.

Pengalaman penulis bersama Tim Peneliti IPB University dalam melaksanakan Data Desa Presisi (DDP) di 107 desa di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan bahwa desa mampu melakukan pendataan. Desa dengan didampingi oleh perguruan tinggi bersama-sama mengorganisasi masyarakatnya untuk membangun ekosistem data.

Ekosistem data di desa yang terbentuk akan melahirkan masyarakat yang peduli terhadap data sehingga sangat memungkinkan pembangunan berbasis data presisi. Hal ini sangat membantu bagi percepatan pembangunan yang lebih terukur.

Data presisi menunjukkan bahwa obyek dan subyek pembangunan harus benar-benar ada. Ini bisa dipastikan sehingga program pembangunan tepat sasaran. Sudah banyak cerita, bagaimana masyarakat kecil-menengah yang terlewatkan dalam program pembangunan karena tidak terdata.

Ke depan no one left behind’ dalam pembangunan tidak lagi sekadar jargon, dengan data presisi bisa membuka mata dan hati kita untuk memastikan target dan sasaran pembangunan. Data presisi akan menyelamatkan rakyat Indonesia dari manipulasi pembangunan.

Pemuda adalah aktor kunci

Pada proses pendataan DDP yang telah dilakukan, ada sosok kunci dalam pendataan, yaitu pemuda desa. Mereka adalah garda terdepan pendataan. Para pemudalah yang mendatangi satu per satu keluarga untuk didata. Sedikitnya ada sekitar 2.140 pemuda desa yang pernah terlibat dalam pelaksanaan DDP.

Pemuda adalah sosok yang tepat untuk dilibatkan dalam pendataan DDP yang menggunakan metode sensus, spasial, dan partisipatoris berbasis teknologi. Pemuda memiliki karakter yang cepat untuk beradaptasi dengan hal baru, cakap menggunakan teknologi dan memiliki energi serta semangat besar untuk bekerja secara progresif.

Hanya saja perlu ditekankan, jika pelibatan pemuda desa ini tidak sekadar untuk mendorong pendataan berjalan dengan cepat dan masif, tetapi yang terpenting adalah partisipasi pemuda dalam pendataan itu sendiri. Pemuda sebagai salah satu kelompok terbesar dalam populasi penduduk Indonesia perlu dipercaya, diperkenalkan dengan metode pendataan, memahami arti data dan mendorong kepekaan mereka atas berbagai dinamika di desa secara faktual.

Menggerakkan kaum muda bisa menjadi salah satu solusi ampuh untuk meretas persoalan kemiskinan dan ketimpangan yang terjadi di pedesaan. Artinya, kaum muda adalah aktor pembangunan yang penting, dapat diposisikan sebagai penggerak sekaligus subyek yang menyelesaikan kemiskinan dan ketimpangan atas dirinya sendiri serta masyarakat.

Hadirnya pemuda dalam proses pendataan sebagai bagian dari partisipasi pembangunan akan membuka cakrawala pikiran dan hati pemuda untuk mengubah nasib dirinya, desa, dan Indonesia. Pemuda adalah kepingan penting yang melengkapi super hero Indonesia.


*) Penulis: Rajib Gandi  (Sosiolog Pedesaan, Dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University)

**) tulisan ini dimuat di KOMPAS, 9 Agustus 2023

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close