Breaking News

Pendamping Desa Pakis Gelar FGD Penurunan Stunting

Kegiatan FGD Upaya Penurunan Angka Stunting di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang / Foto : Ist. 

Sambangdesa.com - Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Bagaimana dengan Kabupaten Malang?. 

Walaupun jumlah kasus stunting di Kabupaten Malang menembus angka 15 ribu, namun secara persentase masih di bawah angka nasional. Jika angka stunting di Indonesia masih berada di kisaran 27,67 persen, prevalensi stunting di kabupaten berada jauh di bawahnya yakni 10,9 persen.

Penurunan angka Stunting merupakan program prioritas nasional yang tahap penanganannya hingga ke Desa. Kementerian Desa melalui Peraturan yang telah diterbitkan telah memasukkan Stunting sebagai prioritas kegiatan pembangunan Desa.

Untuk merespon tersebut Pendamping Desa Kecamatan Pakis Kabupaten Malang melakukakan serangkaian kegiatan penanganan Stunting bersama Desa. Guna menguatkan pemahaman dan fungsi koordinasi Desa terkait Stunting maka Tim pendamping Desa menggelar FGD di Aula Kecamatan Pakis, Selasa (28/06/22).

"Walaupun angka prevalensi Kabupaten Malang di bawah angka prevalensi nasional bukan berarti kita harus menyatakan diri di Kabupaten Malang tidak ada ancaman Stunting. Kita tetap harus fokus pada penurunan Stunting. Jika masalah ini tidak di tangani bersama-sama ini akan menjadi ancaman dan tantangan bagi pembangunan," ucap Abdul Azis Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Pakis kepada Sambang Desa.

Menurutnya, FGD ini sangat penting dilakukan untuk mencapai kesepahaman bersama antara pemanngku kepentingan di tingkat desa dan kecamatan terkait permasalahan dan penanganan Stunting.

Sementara, Nurul Trianto, salah satu Tim Pendamping Desa dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa FGD ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi para pemangku kepentingan terkait penanganan Stunting.

"Upaya penanganan stunting sudah dilakukan di level Desa sejak beberapa tahun terakhir, namun kita perlu melakukan FGD. Tujuannya jelas, kita ingin menyampaikan bahwa stunting ini masalah kita bersama, kita tidak bisa abai. FGD dilakukan dalam rangka membangun kesadaran kolektif masalah penangan Stuntin terutama di level desa," Terang Nurul.

Sementara Dekki Umamur Rais salah satu peserta FGD yang juga merupakan Pendamping berharap hasil FGD ini akan menjadi bahan yang akan di bawa oleh kader KPM dan pemerintah Desa dalam kegiatan Rembug Stunting. "Selesai FGD, kita berharap kita sudah memiliki gambaran yang baik tentang stunting, permasalahan, dan model intervensi yang akan dilakukan di tingkat desa. Saya berharap, hasil FGD kita pagi ini bisa menjadi bahan ketika Desa menggelar rembug stunting yang akan digunakan dalam menyusun perencanaan pembangunan Desa," Urai Dekki. 

FGD upaya penurunan Stunting diikuti oleh DPRD, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pihak Kecamatan, Pemerintah Desa, Kader KPM, dan seluruh Pendampinh Desa Kecamatan Pakis.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close